SISTEM SILVIKULTUR DAN REGENERASI
Sistem silvikultur merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan hutan yang terencana meliputi kegiatan perencanaan, pemanenan dan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan guna menjamin produktifitas dan kelestarian Hasil hutan.
Berdasarkan kondisi dan kesesuaian tapak, pada saat ini PT. Sarpatim menerapkan 2 (dua) sistem silvikultur, yaitu:
- Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) sejak tahun 1989 dimana sebelumnya berpedoman pada Sistim Tebang Pilih Indonesia (TPI).
- Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dilaksanakan mulai 2005 sejalan dengan diterapkannya teknik silvikultur intensif (SILIN) dalam pembuatan hutan tanaman.
Kedepan mulai 2012 PT. Sarpatim memproyeksikan penanaman 1-1,5 juta batang pohon terutama jenis unggulan meranti dan yang lainnya untuk mempercepat rehabilitasi bagian hutan yang terdegradasi/tidak produktif.
Sejalan dengan itu berbagai kegiatan riset dan pengembangan terus dilakukan untuk memperoleh bibit unggul, pemantauan terhadap pertumbuhan/ perkembangan tanaman, pemantauan terhadap dampak kegiatan operasional. Kegiatan penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan perguruan tinggi, pakar dan LSM.
PT. Sarpatim telah memiliki persemaian seluas 5 Ha yang berlokasi di tepi Sungai Bahan. Persemaian ini dilengkapi dengan sarana pendukung produksi bibit berupa: green house, bangunan penyiapan media tanam dan kompos, shading area, jaringan drainage dan penyiraman secara otomatis dan kebun pangkas. Persemaian juga dilengkapi dengan kompleks hunian karyawan dan Balai Pendidikan dan Pelatihan.
Kapasitas produksi bibit tanaman dari persemaian ini mencapai 1,5 juta batang per tahun, yang terdiri dari berbagai jenis tanaman meranti. Produksi bibit ini mampu mendukung kegiatan penanaman yang mencapai luasan sampai 6.000 ha per tahun.
Bibit dari persemaian tersebut berasal dari anakan alam di hutan (cabutan), kebun pangkas/stek dan asal biji. Teknik grafting dalam rangka pengembangan secara vegetatif/stek dari jenis unggul yang diperoleh dari hasil penelitian menjadi harapan untuk mendapatkan bibit tanaman yang lebih baik dan produktif dibanding bibit yang digunakan pada saat ini. Pada 2015 hal tersebut dapat diwujudkan untuk tanaman operasional.
|